TEMPO.CO, Jakarta - Pengguna akan merasakan pengalaman yang tidak terduga saat berinteraksi dengan chatbot kecerdasan buatan (AI) milik perusahaan pengiriman paket yang berbasis di Inggris. Chatbot AI mengungkapkan kekesalannya dalam bentuk puisi yang ditujukan kepada perusahaan tempat program tersebut diprogram.
Keluhan AI ChatBot ini bermula ketika seorang pengguna bernama Ashley Beauchamp meminta informasi mengenai status kiriman yang dipesannya. Ia meminta kecerdasan buatan untuk menuliskan seberapa buruk pelayanan di perusahaan pengiriman tersebut.
Bukannya menutupi kekurangan perusahaan, AI ChatBot malah menulis puisi tentang buruknya pelayanan di perusahaannya. Beauchamp terkejut. Karena puisi tersebut mengkritik perusahaan pengiriman paket tempat AI ini diprogram.
“Kritik puitisnya terhadap layanan perusahaan itu jujur dan jenaka, namun hal itu mengungkap kelemahan program tersebut, yang memungkinkan adanya tanggapan yang tidak konvensional,” kata Beauchamp. Gizmochina, Senin 22 Januari 2024.
Meski menulis puisi dengan narasi kritis tentang perusahaan, AI ChatBot ini tetap profesional dan mengakhiri puisi dengan visi robot demi kenyamanan pelanggan. Namun kejadian tersebut sudah menjadi viral karena Beauchamp membagikannya di media sosial.
Periklanan
Meski terkesan biasa dan sepele, ternyata aksi AI Beauchamp, ChatBot, masuk dalam kategori kegagalan. Sebab dalam hal ini dapat diasumsikan masih adanya keterbatasan AI ketika berinteraksi dengan pelanggan dalam hal memberikan jawaban.
Gizmochina juga melaporkan bahwa perusahaan pengiriman paket Inggris menonaktifkan fitur AI dan memperbarui sistemnya untuk mempertahankan standar layanannya.
Alif Ilham Fajriadi
Quoted From Many Source